Sung sempat mengatakan, bahwa Galaxy J2 Prime saat ini dibanderol Rp 1,7 juta, sementara Oppo A37 dijual Rp 2 juta. Meski harganya lebih mahal, keduanya disebut Sung memiliki spesifikasi yang lebih rendah dari Redmi 5A.
Meski harganya lebih rendah dibandingkan kompetitor yang sekelas, Redmi 5A diklaim justru memiliki spesifikasi hardware yang lebih mumpuni. Sung antara lain menyoroti aspek prosesor, kapasitas baterai, dan sistem operasi dari dua rival Redmi 5A itu. “Galaxy J2 Prime menggunakan prosesor MediaTek, Oppo A37 memakai Snapdragon 410. Kapasitas baterai dan resolusi kamera mereka juga lebih kecil,” imbuh Sung,
Redmi 5A yang diklaim Xiaomi sebagai “smartphone entry level terbaik” diketahui memiliki layar 5 inci HD, prosesor Snapdragon 425, RAM 2 GB, media penyimpanan 16 GB dengan dukungan micro SD, kapasitas baterai 3.000 mAh, dual SIM card, OS Android 7.1.2 Nougat, serta kamera depan 5 megapiksel dan belakang 13 megapiksel.
Di level harga Rp 1 juta, Sung mengklaim Redmi 5A tak tertandingi di kelasnya. “Ponsel-ponsel lain di kisaran harga itu rata-rata spesifikasi hardware-nya tertinggal satu atau dua generasi (dibanding Redmi 5A),” kata Sung.
Xiaomi rencananya akan mulai memasarkan Redmi 5A pada 27 Desember mendatang melalui mitra e-commerce Lazada, dan secara secara offline di gerai Mi Store dan partner operator Indosat Ooredoo. Perangkat ini tersedia dalam warna gold, rose gold, dan dark grey.
Di pasaran Indonesia, Xiaomi sendiri tahun ini berhasil masuk ke jajaran 5 pabrikan smartphone terbesar di Tanah Air, menurut data firma riset IDC per kuartal III-2017. Dua urutan teratas masih dikuasai Samsung dan Oppo sejak setahun lalu.
Xiaomi membuat kejutan dengan mengumumkan harga ponsel entry level terbarunya, Redmi 5A, Rp 999.000 di acara peluncuran di Jakarta, Rabu (20/12/2017). Harga tersebut lebih rendah dibandingkan harga Redmi 5A di China, yang kisaran Rp 1,3 juta.